31 October, 2015

Galery of Mount Papandayan




'I'm the Winner (Bang Pei)
Dapet salem dari cewe ini nih bro (Elisa)
Duo Cinaa minta dipoto ceunah (Hendry n Bang Pei)
On track turun gunung

Hutan mati yang ga akan pernah mati menjadi daya tarik
 
Yang empunya blog ngagaya dulu
At Camp David persiapan tracking

Mengejar "bintang" jatuh

Y
Melompat lebih tinggi.. Bebaskan ekspresimu kawan..

Wanita juga bisa ngegunung

25 October, 2015

Trip To Papandayan




Pemandangan awal2 tracking
Untuk kali ketiga, setelah Prau dan Lawu, gue mencoba naik gunung kembali.. Kali ini gue mencoba trek yang kata orang memiliki tingkat kesulitan yang relatif lebih ringan yaitu Gunung Papandayan. Gue berangkat tanggal 19-20 September 2015. Gunung Papandayan terletak di Provinsi Jawa Barat,tepatnya di Kabupaten Garut, Kecamatan Cisurupan dengan memiliki ketinggian 2.665 Mdpl.


Kali ini gue ikut bersama Open Trip Jakarta Traveler. Jakarta traveler merupakan kumpulan sebuah komunitas dimana mereka memiliki kesamaan hobi, yaitu traveling. Open trip Gunung Papandayan merupakan open trip pertama mereka, dimana didalamnya terdapat kurang lebih 40-50 orang yang ikut termasuk gue sendiri.

Menuju Kawah Papandayan
Gue berangkat dengan teman-teman dari Bogor berjumlah 4 orang (termasuk gue). Teman-teman seperjuangan gue adalah Pei (Yang selalu together naik dari Prau dan Lawu), Hendry (Temennya Pei), dan Elisa(Temen Gue). Hendry dan Elisa adalah orang baru yang baru pertama kali naik gunung. Gunung Papandayan memang merupakan gunung yang recomended bagi kalangan pemula.
Perjalanan dimulai dengan Meeting Point di daerah Slipi sekitar Pk 21.00. Namun, ya namanya juga Indonesia, dengan budaya ngaretnya, jadi ya baru berangkat sekitar Pk 23.00. Perjalanan kurang lebih sekitar 8 jam, akhirnya sampai di Camp David yang merupakan awal sebuah perjuangan mendaki gunung. Sekitar 1 jam waktu untuk repacking dan segala macam kita pun siap untuk tracking. Plan kita adalah camp di Pondok Salada.

Perjalanan kitapun begitu santai. Dengan banyaknya pemula disini yang baru pertama kali naik gunung, perjalanan kita kebanyakan istirahatnya. Namanya juga naik gunung, jadi kita harus sama-sama menuju tujuan yang sama. Mayoritas treknyapun landai meskipun ada pula yang naik. Dengan kebanyakan istirahat, kamipun bisa mencapai Pondok Salada dengan waktu sekitar 4 jam lebih. Sesampai disana, kita pun mendirikan tenda, dan mempersiapkan makan siang. Setelah semuanya selesai, tidur sebentar sebelum sore kita lanjut ke Hutan Mati.
Kawah Papandayan

Perjalanan ke Hutan Matipun landai, tidak terlalu capek. Apalagi sore hari yang matahari tidak percis diatas kita. Hutan Mati memang memiliki magnet tersendiri disini. Gue cukup menikmati disini dan mengcapture beberapa foto. Disini bersama 3 orang temen gue, kita narsis2an dengan gear Camera punya gue seperti biasa. Cukup banyak foto yang terambil disini. Waktu tidak terasa sudah sore, namun spot sunset tidak didapat disini sehingga ada yang kurang dari perjalanan naik gunung kali ini.

Camp di Pondok Salada
Sesampai balik dari Hutan Mati, kami kembali ke camp. Disana gue ganti baju,celana,dll untuk ngecamp. Diusahakan perlengkapan untuk ngecamp adalah baru yang tidak kita pakai saat tracking. Saat malam, panitia membuat Api Unggun dan membuat acara ramah tamah dan perkenalan. Disaat itu juga merupakan kesempatan buat panita Jakarta Traveler menjelaskan tentang “Apa sih Jakarta Traveler itu”. Dari sekian banyak yang dijelaskan, gue bisa menarik kesimpulan kalau Komunitas ini memiliki visi dan misi yang terstruktur dengan baik. Berbeda dengan komunitas dan open trip yang lain, yang sangat mementingkan kebutuhan ekonomi, disini yang bisa gue ambil adalah kebersamaannya. Diluar ini mereka memiliki kebersamaan yang tidak hanya dalam dunia traveling saja, melainkan bisa didunia musik,olahraga,dsb. Merekapun (Panitia) mengajak kita untuk ikut andil dalam mengembangkan komunitas ini.
Hutan Mati

Waktu tidur disini cukup baik dibandingkan dengan naik 2 gunung terdahulu. Dinginnya pun masih dibawah 2 gunung tersebut. Besok paginya, dikarenakan spot Sunrise tidak boleh dilewati karena masih adanya kebakaran, kamipun berangkat dari Camp agak siangan. Tempat yang kita tuju disana adalah Hutan Mati lalu naik ke Tegal Alun. Perjalanan ke Hutan Mati seperti kemarin, sama landainya. Namun, setelah itu gue agak kaget sama treknya. Trek naik menuju tegal alun itu cukup curam dengan membentuk sudut 45 derajat. Gue yg cowo aja agak ribet, gimana yg cewe yang baru pertama naik gunung. Disini gue bawa kamera + tripod, jadi makin ngeribetin aja dah. Yang cewe karena agak ribet buat naiknya, jadi yang cowo yang diatas ngasih tali ke bawah, sehingga yang cowo menarik yang dibawahnya (cewe).

Tegal Alun (Sebagian Terbakar)
Sesampainya di atas gue masih tracking lg menuju Tegal Alun. Namun dipersimpangan jalan kita salah ambil jalan. Alhasil kita nyasar, meskipun kita pun menemukan Tegal Alun Kw1 dengan banyaknya edelweis juga.

Setelah itu,kami melanjutkan jalan menuju Tegal Alun ORI dan menemukan lahan yang jauh lebih luas. Disanapun kita bisa menemukan sebagian dari Tegal Alun yang sudah terbakar. Tempat yang sudah terbakar ini masih agak jauh dari kita awal pertama kali sampai, jadi tidak akan ada masalah.

Setelah puas poto-poto di Tegal Alun, kami kembali ke camp dengan melewati trek Hutan Mati. Pas turun kita melewati trek yang berbeda dengan saat awal naik ksini. Trek yang lebih landai, tidak securam 45 derajat seperti pada saat naik.

Sesampai di Camp agak siang, setelah itu kita beres-beres, mandi,repacking,dsb. Perjalanan turunpun setengah waktu lebih cepat saat naik dengan memakan waktu hanya 2 jam. Dan pada akhirnya sampai kembali di Camp David sekitar Pk 15.30. Sesampainya di Camp David, beres-beres dan akhirnya pulang kembali ke Jakarta. Perjalanan sampai di Jakarta sekitar Pk 23.00 dan kami turun di UKI dan melanjutkan kembali menuju Bogor dengan menggunakan Taxi. Sampai di Bogor sekitar jam 1 pagi dan 4 jam kemudian sudah harus siap-siap bekerja seperti biasa.

Liburan, petualangan yang singkat tapi cukup untuk menuntaskan rindu dengan pemandangan gunung yang memang lain daripada yang lain.

07 June, 2015

Apa sih Enaknya Naik Gunung ?

Apa sih Enaknya “Naik Gunung” ?
Ngapain sih Naik Gunung?Kan capek.. Udah jalan jauh bawa tas segembol pula.. Tidur juga ribet, mending di kasur..

Gue secara pribadi ga menyangkal ama beberapa jawaban seperti itu. Emang begitu adanya kok. Cuma diluar keribetan yang lu jalanin, akan banyak nilai-nilai yang bisa lu dapat dari capeknya naik gunung. Berikut gue jelasin nikmatnya naik gunung dan nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya:

1.       View Pemandangan Yang Indah
Anak Laki itu Naik Gunung bukan Grepe Gunung
Gunung adalah salah 1 view eksotis di dunia selain pantai. Namun bila dibandingkan, menurut gue Gunung mempunya view yang lebih menawan daripada pantai. Orang bila mau ke Gunung jelas perlu effort untuk mencapainya, berbeda dengan pantai yang bisa dicapai dengan kendaraan pribadi. Saat lu udah sampai di Gunung dengan ketinggian yang cukup tinggi, lu bisa melihat Pemandangan yang begitu indah. Lu bisa melihat view perkotaan, bisa melihat banyaknya bintang, gumpalan awan-awan, gunung-gunung yang berjejer, matahari yang perlahan-lahan muncul. That’s a great view. Luar biasa. Jelas sangat jauh berbeda dibanding perkotaan yang sudah sangat membosankan.

2.       Mengembangkan Kepribadian
Naik gunung mengharuskan lu hidup mandiri. Disini lu ga bisa terlalu bergantung sama orang lain. Lu setidaknya harus punya fisik dan mental yang oke. Naik gunung layaknya kehidupan. Untuk mencapai puncak jelas lu pasti ngelewatin sgala macem cobaan. Cobaan itulah yang bisa mengembangkan kepribadian lu. Contohnya disini yaitu rendah hati, kerjasama,egoisme,kerja keras. Kalo lu bener-bener anak gunung, nilai-nilai tersebut pasti udah bisa lu dapet. Nilai-nilai itu yang bisa lu pake buat ngadepin kehidupan-kehidupan di perkotaan, seperti dunia kerja, rumah tangga,dsb.

3.       Menilai Seseorang
Ada orang yang bilang, “kalo lu mau ngeliat apa dia bener-bener temen lu, ajak dia ke gunung”. Gue cukup setuju ama pernyataan itu. Naik Gunung itu layakanya kehidupan lu sebenarnya. Lu bisa mengetahui keegoisan seseorang, kerja kerasnya, semagatnya, problem sovling, dsb. Kembali ke point 2, bila memang awalnya secara kepribadiaan temen lu tidak begitu oke, dengan naik gunung, tidak menutup kemungkinan, kepribadian dia pun akan berkembang menjadi lebih baik.

4.       Pengembangan Fisik
Dengan perjalanan yang begitu panjang dan gembolan yang banyak juga jelas membutuhkan fisik yang memadai. Dengan naik gunung, jelas badan lu bisa lebih oke dan terjaga. Otot kaki, betis,pundak semua bekerja dengan keras. Semuanya itu membuat anda lebih sehat. Kapan lagi coba, olahraga ga panas, dan dibonusin view yang begitu indah.

Naik Gunung itu sebenarnya bukan hobby gue, Cuma naik gunung selalu dapat mengajarkan gue banyak hal dan menghasilkan banyak hal juga. Bersama alam, lu akan tau artinya hidup.

Galery of Mount Lawu

View from Mount Lawu

Yeah Get It.. Hargo Dumilah 3265 Mdpl

Gunung Lawu dengan Medan Bebatuan

Om Ferry alias Pei.. Temen ngetrip kalo ngegunung..

Rehat Sejenak menuju Pos 1
Just Notes.. Just 4 Fun..

Nih orang Carriernya sama banged ama gue..

Bercengkramaa.. ala candid..

Sunrise ala Kamehameha
Basecamp Cemoro Sewu (Sayang Viewnya deket sampah)

Trip to Gunung Lawu Part II

Jujur kondisi gue saat itu tidak benar-benar 100%. Hari selasa yang lalu gue baru aja bed rest di rumah dan hari sabtu gue naik gunung. Awalnya nyokap sempet wanti-wanti dikarenakan kondisi gue yang belum bener-bener fit sehabis sakit. Namun dikarenakan keyakinan dalam diri gue, gue tetep jalan dan nyokappun mengizinkan.

Perjalanan awal adalah perjalanan terberat apalagi buat lu yang belum bener-bener mempersiapkan badan lu. Perjalanan dimana badan lu agak kaget dengan medan cuaca dan perjalanan yang tidak seperti biasanya. Yaa hanya awal, selanjutnya seharusnya lu udah bisa lebih baik karena badan lu lama-lama pasti bisa beradaptasi.

Warung Pos 1
Gunung Lawu merupakan gunung yang unik. Uniknya adalah diantara 5 pos sebelum sampai ke puncak, ada 3 pos dimana disana terdapat warung. Warung yang terkenal adalah Warung Mbok Yem. Warung ini boleh dibilang merupakan warung tertinggi di Indonesia, karena letaknya tidak begitu jauh dari Puncak Gunung Lawu. Namun sayang, kita ga mampir disana karena waktu.

Sampai di Pos 1 sekitar 2 jam dari basecamp, kita langsung disuguhkan dengan warung pertama yang kita temui. Kamipun beristirahat sejenak dengan makan gorengan dan minum teh manis anget. Disana gue abis 5 pisang goreng. Harga gorengan disini 1.000 dan teh manis angetnya seharga 2.000. Disinipun dijual nasi bila lu mau pada nasi. Dijual dengan harga 2.500 dengan isi ya seadanya. Nasi,mie dan tempe. Namun lumayanlah buat ganjel perut ato buat isi tenaga lagi.

Little Sunset at Gunung Lawu
Setelah cukup mengisi tenaga, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2 dan akhirnya memasang tenda di pos 3. Perjalanan dari pos 1 sampe pos 2 sekitar 4 jaman. Kami sampai di pos 3 sekitar jam 7an. Dikarenakan sudah mulai gelap, kami mengambil keputusan berkemah disini.

Sesampainya disini, kami mendirikan tenda sebanyak 4 dengan masing-masing tenda berisi 4 orang. Tenda sudah jadi, ada yang beres-beres, ada yang ganti pakaian, ada juga yang masak. Gue sendiri beres-beres dulu, kemudian ganti pakaian, dan makan. Gue sendiri ga masak, karena ga bawa indomie, ataupun yang lain yang bisa dimasak. Gue beli nasi yang tadi dibeli di pos 2. Setelah semuanya kelar, gue pun langsung tidur, recovery untuk besok summit.

Ada yang bilang Gunung Lawu merupakan Gunung Paling Dingin di Jawa. Dibandingkan Gunung Prau, Gunung Lawu memang lebih dingin. Dengan pakaian berlapis-lapis ditambah Sleeping Bag namun dinginnya masih sangat terasa. Meskipun begitu, untungnya gue adalah tipikal orang yang tidak sulit untuk tidur. Gue pun sempet beberapa jam tidur, meskipun sempet juga bangun dikarenakan cuacanya yang cukup extrim.

Paginya kami bangun dengan kondisi yang semakin dingin. Dingin harus dilawan, dan dingin harus dilawan dengan pergerakan. Gue pun melawan rasa dingin itu dengan bergerak. Kita berangkat sekitar jam 4 pagi. Perjalanan pagi-pagi buta demi mendapat sunrise dan juga mencapai puncak Gunung Lawu. Di Gunung Lawu terdapat 3 puncak yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Diantara 3 nama tersebut, Hargo Dumilah merupakan puncak tertinggi dengan 3265 Mdpl dan puncak itulah yang akan nanti kita pijak.
View from Near of Summit Mount Lawu

Perjalanan yang tidak biasa pagi-pagi dengan cuaca yang cukup extrim, awalnya kami cukup kesulitan beradaptasi. Namun lama kelamaan kami bisa menyesuaikan diri dan akhirnya sampai di pos 5 untuk menantikan Sunrise. Disini merupakan spot terbaik untuk mendapatkan Sunrise. Sunrise identik dengan Foto Sillouthe dan gue harus dapat foto sillouthe disini.

Hunting foto-fotopun selesai dan selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak tertinggi Gunung Lawu, Hargo Dumilah. Di sela-sela perjalanan kami beberapa kali mengambil gambar, karena disinilah spot-spot terbaik Gunung Lawu. Disaat seperti inilah gue merasa seperti di dunia berbeda dengan segala macam view yang tidak akan lu bisa dapet di perkotaan. Butuh effort lebih untuk bisa berada disini dengan segala pemandangan yang indah.

It's HARGO DUMILAH 3265 MDPL !!! YEAHHH !!!
Puncak Hargo Dumilah
Akhirnya gue bisa menginjakkan kaki di puncak salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa. Dengan kondisi fisik yang tidak benar-benar fit, gue bisa sampai puncak. Ini merupakan langkah awal gue dari keinginan terbesar gue yaitu sampai di Puncak tertinggi di Pulau Jawa yaitu Mahameru.

Setelah sampai Puncak, kami kembali ke Camp. Namun sebelum di Camp, kami mampir ke Pos 5 dulu untuk mengisi tenaga. Makan Indomie Rebus ditambah Teh Manis Angit plus Pisang Goreng Anget. Maknyussss emang dingin-dingin minum yang anget-anget.

View from Top of Mount Lawu
Setelah semuanya beres, kami kembali ke Camp dan sampai jam 10. Setelah itu repacking, membereskan tenda dan pada akhirnya kami siap pulang ke tempat kita masing-masing. Perjalanan dimulai jam 11. Perjalanan turun gunung biasanya lebih cepat dari naik gunung. Dikarenakan ada teman kita yang tidak dalam keadaaan yang oke, gue bersama 2 temen lainnya menunggu dia, memberi semangat dan akhirnya kita bisa kembali ke basecamp sekitar jam 4 atau 5 jeman perjalanan. Cukup lama dibandingkan teman-teman lain yang bisa sampai 1 jam lebih cepat dari kami. Naik gunung bukan seberapa cepat kita sampai ke tujuan, namun bagaimana kita sebagai sebuah kesatuan team bisa maju bersama-sama mencapai tujuan kita bersama dan mengesampingkan keegoisan kita masing.

Sesampainya di Basecamp, gue makan, beres-beres dan kembali ke rumah kita masing-masing. Kondisi badan memang capek, tapi pasti akan selalu ada pengalaman-pengalaman yang tidak akan bisa kita beli dengan uang.


See u on next trip.. #SALAMLESTARI

Trip to Gunung Lawu Part I

View Gunung Lawu
Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tepatnya di kabupaten Magetan. Gunung ini memiliki ketinggian 3265 Mdpl yang merupakan salah satu dari 10 gunung tertinggi di Pulau Jawa. Oleh karena tinggi itulah gue berkeinginan untuk mencapai puncak tertinggi gunung tersebut. Me
skipun tinggi,  Gunung Lawu masih masuk kategori gunung yang cocok untuk pemula dikarenakan medan pendakian yang memang masih aman dan jelas.

Gunung Lawu terkendal dengan mistisnya. Itu terlihat saat lu googling tentang gunung lawu. Ada banyak post yang bercerita tentang mistisnya gunung tersebut. Mengutip berita dari okezone.com, dijelaskan bahwa Gunung Lawu merupakan gunung terangker karena Lawu itu belum terungkap misteri atau jati diri Lawu. Contoh yang aling nyata sampai sekarang tidak pernah ditemukan kuburan eyang Lawu & Sunan Lawu. Gunung Lawupun terkenal dengan penunggu sekaligus penunjuk jalan seekor burung misterius bernama Kyai Jalak Lawu. Konon bila lu ketemu burung tersebut, dia akan mengantar sampean ke puncak Gunung Lawu. Burung ini berwarna Gading, berbeda seperti burung Jalak biasanya yang berwarna hitam. Ada berbagai macam misteri dari Gunung Lawu, meskipun begitu Gunung Lawu tetap menjadi Primadona bagi para pendaki.

Kali ini gue berangkat sama temen gue yang bernama Ferry. Kami berdua mengikuti open trip yang dibuat oleh Setapak Adventure. Perjalanan diawalin dari cuti 1 hari tanggal 22 Mei 2015 hari Jumat dengan pemberangkatan kereta Brantas jam 4 sore dan diakhirin tanggal 25 Mei 2015 hari Senen dengan pemberangkatan kereta Matramaja Pk 00.00. Kereta Brantas bertujuan akhir di Stasiun Kediri, dan kami berhenti di stasiun Solo Jebres sebagai Meeting Point dengan anak2 yang ikut trip ini juga. Perjalanan jam 4 dan berakhir jam 1 pagi di Stasiun Solo Jebres. 

Karena Meeting Pointnya jam 6 pagi, kamipun mencari tempat makan dan istirahat sejenak di warung terdekat. Disitu gue makan Nasi + Soto Ayam dengan harga 8.000. Cukup terjangkau dengan kantong. Berasa jadi anak jalanan, saat paginya pun kami sikat gigi,cuci muka, kencing di Stasiun.

Pada waktunya sekitar jam 8 kamipun dijemput oleh tim Setapak Adventure. Kami dijemput, diantarkan ke basecamp di dekat Terminal Bis Tirtonadi (Terminal Bis di Kota Solo). Disana kami menunggu teman-teman lain yang belum sampai. Pada akhirnya sekitar jam 10, kami berangkat menuju Base Camp Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Jalur pendakian Gunung Lawu sendiri ada 2, yaitu Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Kami memilih jalur Cemoro Sewu karena jalur ini memakan waktu lebih cepat dibandingkan Cemoro Kandang. Jalanannyapun sudah sangat jelas dibandingkan lewat Cemoro Kandang.

Sesampainya di Base Camp, kami makan siang dan repacking persiapan mendaki gunung. Sekitar 1 jam waktu yang diperlukan dan akhirnya kami siap untuk memulai petualangan kita. Cuaca disana sangat dingin. Awalnya gue yang berniat pake celana selutut, akhirnya berubah pikiran dengan memakai celana panjang mengantisipasi hawa dingin yang nantinya akan semakin terasa.

27 March, 2015

Galery at Semarang

All Personil at Lawang Sewu with Flash

Laughing together with Candid


Ceritanya lagi santay coy...

Jualan buat bantu emak di kampung..



Tongsis menjadi kebutuhan primer jalan2

Full Team at Umbul Sidomukti


at Lorong Lawang Sewu Gedung B (Katanya ada penunggunya)

Putri in Action

Engkong Style (Candid)

Melipir rehat sejenak di SPBU




Semarang Trip with Petualang Accounting

Untuk pertama kalinya ditaun 2015 ini akhirnya gue bisa ngetrip lagi.. Kali ini gue ngetrip bareng temen-temen accounting berjumlah 15 orang.. Personilnya itu Gue,Eby,Ridwan,Joko,Mas Andre,Mas Aby, Reza, Jumran, Andry, Mba Nunung, Faisal, Mas Yus, Mba Citra, Echa, dan Mba Christy, dan Putri. Mas Abud, Nisa, dan Dinda tadinya mau ikut cuma karena alasan masing-masing makanya mereka ga jadi ikut
 
Kolam Renang 1.200 Mdpl
Kita mulai pergi hari Jumat 13 Maret 2015, pemberangkatan kereta jam 4 sore. Jadinya kita mesti cuti setengah hari dan langsung berangkat ke Stasiun Senen. Kita berangkat naik Kereta Api Brantas. Kereta ini masuk kategori kereta ekonomi. Meskipun begitu gue ngerasa cukup nyaman disini. AC nya untuk 1 gerbong cukup banyak (Sekitar 5 AC). Jadi meskipun ekonomi, ga akan terasa kepanasan.
Umbul Sidomukti


Sampai di Semarang Poncol jam 11 malam, dan kita langsung dijemput oleh mobil-mobil sewaan kita yang berjumlah 3 mobil. Kita semua bergegas ke tempat penginapan, bersih-bersih dan mencari makan malam di sekitar Simpang Lima Semarang. Disini makanannya cukup bervariasi dan recomended karena harganya yang murah. Buat nongkrong-nongkrong juga okeh disini.
 
Keesokan harinya kita mulai berpetualang ke beberapa destinasi tujuan kita. Destinasi awal adalah Umbul Sidomukti. Umbul Sidomukti merupakan salah satu Wisata Alam Pegunungan di Semarang, berada di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Kawasan wisata ini didukung fasilitas & servis seperti Outbond Training, Adrenalin Games, Taman Renang Alam, Camping Ground, Pondok Wisata, Pondok Lesehan, serta Meeting Room. Kawasan ini berada di ketinggian 1.200 Mdpl. Jadi bisa dibayangkan cuacanya kan?? Waktu yang ditempuh ketempat ini yaitu 3-4 jam. Mungkin kalo diperkirakan adalah waktu dari Jakarta menuju Puncak Bogor.
Salah 1 wahana Umbul Sidomukti
 
Balik dari Umbul Sidomukti, kita semua balk ke Kota. Di kota kita terlebih dahulu makan Mie Kopyok Pak Dhuwur yang katanya cukup terkenal di kota Semarang. Mie Kopyok berisi potongan lontong, mie dan tauge yang dicelup air panas mendidih. Setelah itu kami membeli oleh-oleh. Makanan khas Semarang itu ada Lumpia, Moci, Bandeng, dll. Ada 1 tempat yang cukup terkenal di Semarang yaitu Bandeng Juwana Elrina. Disini memang terkenal dengan Bandeng Duri Lunaknya, namun disini ada berbagai macam Bandeng seperti Otak-Otak Bandeng, Bandeng Asap dan juga makanan khas yang lainnya seperti Mochi, Lumpia. Saat weekend cukup ramai disana, namun untuk parkir agak terbatas, sehingga kami harus mencari parkiran di tempat lain.
Masjid Agung Semarang.
 
Destinasi selanjutnya yaitu Masjid Agung Semarang. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 ha dan baru diresmikan oleh Presiden SBY di tahun 2006. Masjid ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa,Islam dan Romawi. Di dekat Masjid ini ada Menara Al Husna. Di lantai tertingginya, kamu bisa melihat view Kota Semarang layaknya melihat view Kota Jakarta dari Monas.
 
Lawang Sewu
Destinasi terakhir yang dikunjungin yaitu Lawang Sewu. Gue ksini sekitar jam 7, jadi cukup terasa aroma mistiknya jika datang kesini pada malam hari. Disini kita dijelasin berbagai macam sejarah dari Lawang Sewu beserta penjelasan bangunan-bangunanya. Cukup menambah ilmu kita sembari kita jalan-jalan. Aroma mistik di Lawang Sewu memang cukup terasa. Saat masuk, anda pasti menemukan ada pohon Mangga besar tua. Dengar-dengar disini ada penunggunya. Jadi dulu ada yang sempet pengen foto pohon tersebut, namun tidak bisa (Hanya kegelapan yang tercapture)
 
Lawang Sewu (Seribu Pintu) sebenarnya kenyataannya pintu tidak men
Salah 1 lorong Lawang Sewu
capai seribu. Sama seperti Pulau Seribu yang memang Pulaunya kurang dari seribu. Namun masyarakat sering menganggap jendela yang tinggi dan lebar itu sebagai Pintu. Lawang Sewu didirikan pada awalnya pada zaman Belanda. Didirikan sebagai Kantor Administratif Kereta Api yang merupakan cikal bakal Kereta Api di Indonesia. Kemudia pada zaman Jepang, dipakai sebagai Markas Jepang saat pertempuran 5 hari di Semarang (14-19 Oktober 1945).
Kita akhirnya pulang naik kereta Kertajaya pemberangkatan jam 1 pagi dan sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar jam 8 pagi. Tidak banyak yang kita explore dari Kota Semarang karena trip ini hanya berjalan 1 hari. Namun begitu sudah cukup bagi kita untuk setidaknya tahu bagaimana suasana kota Semarang dengan berbagai macam ciri khasnya.
 

25 February, 2015

Sejarah Hot Wheels

Sweet Sixteen
Di kantor mendadak hebring soal maenan yang satu ini, meskipun sebenernya nih barang udah lama masuk ke Indonesia. Berawal dari temen gue, sebut saja namanya Fajar (Eh itu mah nama aslinya hehe) yang ngejual diecast mobil seperti hot wheel yang skala 1:64, trus ada juga yang 1:28. Penyakit beberapa mahluk di kantor gue itu gampang latah. Jadi ada barang baru djual,1 pada beli, yang laen ngikut dah padahal sebenernya kaga ada niat buat belinya. Itu juga jadi alesan nape di kantor gue banyak banged tukang jualan, yang dari jualan hot wheel, jualan makanan yang bisa sampe 5 orang,jualan burger,jualan baju, untung aja kaga jualan diri haha.

Hot Wheels Koleksi gue (sementara)
Gue ngambil topik kali ini yaitu Hot Wheel. Kenapa?Karena gue juga jadi korban dari mainan yang 1 ini. Sebenernya ni mainan buat anak yang berumur 3 tahun lebih (Ya emang sih gue kan diatas 3 tahun ^^v), tapi ya ga gitu juga sihh hehe.. Hot Wheel pertama kali ditemukan di tahun 1968 di Amerika Serikat oleh Elliot Handler,co founder Mattel inc. Penemuan ini awalnya diilhami dari besarnya pangsa pasar miniatur mobil yang saat itu dikuasai oleh perusahaan Inggris yaitu Lesney. Pada awalnya Hot Wheels hanya memproduksi dengan 16 casting yang 11 diantaranya didesain oleh Harry Bentley Bradley. 16 mobil hotwheels pertama ini dikenal dengan seri "sweet sixteen" dan menjadi buruan kolektor di seluruh dunia.

Hot Wheels sendiri masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000an hingga kini masih terus memproduksi. Semakin lama tahun pembuatannya, terkadang produk tersebut menjadi unik dan mempunyai nilai yang tinggi. Terkadang beberapa orang membuat/menganggap ini sebagai investasi. Ada beberapa colector yang berani membeli mainan ini seharga Rp 500.000, padahal harga normal pembelian adalah 25,000, bahkan ada juga yang menjual 16.900. Keberhasilan mendapatkan barang yang bagus dan unik juga menjadi seni tersendiri bagi para hunter Hot Wheels.

Untuk gue pribadi sih, gue ga terlalu bener-bener ngoleksi nih barang. Ya sedapetnya aja kalo mampir, ada yang bagus ya gue beli dengan harga yang terjangkau juga. 

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design